K

Command Palette

Search for a command to run...

Daftar

Apa Itu Hosting & Domain?

Pahami konsep dasar di balik website yang bisa diakses semua orang: apa itu web hosting (tempat menyimpan file) dan domain name (alamat unik website Anda).

Bikin Websitemu Nongol di Internet: Kenalan Dulu Sama Hosting & Domain!

Wih, kamu udah jago banget nih bikin halaman web pake HTML, ngasih dandanan cantik pake CSS, bahkan mungkin udah bisa ngasih interaksi pake JavaScript, ngatur kode pake Git & GitHub, dan lihai pake terminal! Keren abis! 🚀

Sekarang, semua file index.html, style.css, skrip.js, dan gambar-gambar kerenmu itu kan masih "ngumpet" di komputermu sendiri. Cuma kamu yang bisa liat. Terus, gimana caranya biar website buatanmu itu bisa diliat sama temen-temenmu, keluargamu, atau bahkan calon klien di seluruh dunia lewat internet?

Nah, jawabannya ada di dua "makhluk" penting di dunia web: Web Hosting dan Domain Name.

Ilustrasiasi Hosting dan Domain

Web Hosting: "Tanah Kavling" atau "Rumah Kontrakan" Buat Websitemu

Bayangin website-mu itu kayak rumah. Semua file HTML, CSS, JavaScript, gambar, video, dll. itu adalah isi rumah dan material bangunan rumahmu.

  • Web Hosting itu kayak kamu nyewa tanah kavling atau rumah kontrakan di internet tempat kamu bisa "ngebangun" dan "naruh" semua file website-mu itu.
  • Tanah atau rumah kontrakan ini sebenernya adalah bagian dari sebuah komputer super canggih (disebut web server) yang nyala terus 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan terhubung ke internet dengan kecepatan tinggi.
  • Jadi, pas orang ngetik alamat websitemu di browser mereka, browser itu sebenernya "ngetok pintu" ke server hosting tempat file-file websitemu disimpen, terus servernya "ngasih liat" file-file itu biar bisa tampil di browser pengunjung.

Ada banyak banget jenis dan penyedia layanan web hosting, dari yang gratisan sampe yang bayarannya mahal banget. Buat proyek statis kita (HTML, CSS, JS murni), nanti kita bakal liat ada beberapa opsi hosting gratis yang keren banget!

Domain Name: "Alamat Rumah" Biar Gak Nyasar

Kalau hosting itu "rumahnya", maka Domain Name (Nama Domain) itu adalah "alamat lengkap dan unik" buat rumah website-mu di internet.

  • Tanpa nama domain, orang harus ngapalin alamat IP server yang rumit (kayak 172.217.160.142 buat Google) buat ngunjungin websitemu. Repot banget kan?
  • Dengan nama domain, alamatnya jadi jauh lebih gampang diinget dan lebih profesional. Contoh nama domain:
    • google.com
    • facebook.com
    • mahir.dev (Nah, ini domainmu nanti!)
    • detik.com
  • Nama domain ini harus unik di seluruh dunia. Gak bisa ada dua website yang nama domainnya sama persis.
  • Kamu perlu mendaftarkan (membeli) nama domain dari perusahaan yang namanya Registrar Domain. Biayanya beda-beda tergantung ekstensi domainnya (.com, .id, .dev, .org, dll.) dan registrar-nya, biasanya dibayar per tahun.

Hubungan Hosting dan Domain: Setelah kamu punya "rumah" (hosting) dan "alamat" (domain), kamu perlu "ngasih tau" sistem di internet kalau alamat domainmu itu nunjuk ke rumah hostingmu. Proses ini biasanya melibatkan pengaturan DNS (Domain Name System), yang kayak buku telepon raksasa buat internet. (Ini agak teknis, tapi platform hosting modern biasanya udah bikin prosesnya jadi gampang).

Website Statis vs. Dinamis (Kenapa Kita Fokus ke Statis Dulu)

Penting buat tau bedanya, karena ini ngaruh ke jenis hosting yang kamu butuhin:

  • Website Statis:

    • Isinya terdiri dari file-file HTML, CSS, dan JavaScript (client-side) yang udah jadi dan gak berubah-ubah kecuali kamu edit manual kodenya.
    • Pas pengunjung buka, server hosting cuma tinggal ngirim file-file itu apa adanya ke browser.
    • Contoh: Halaman portofolio sederhana, website profil, dokumentasi, landing page produk simpel.
    • Kelebihan: Lebih cepet loadingnya, lebih aman (karena gak banyak interaksi sama server-side logic atau database), dan banyak banget opsi hosting gratis atau murahnya!
    • Ini yang bakal jadi fokus kita di panduan deployment ini.
  • Website Dinamis:

    • Kontennya bisa berubah-ubah secara dinamis tergantung interaksi pengguna, data dari database, atau logika di sisi server.
    • Butuh bahasa pemrograman sisi server (kayak PHP, Python, Node.js, Ruby, Go) dan seringkali database (kayak MySQL, PostgreSQL, MongoDB).
    • Server gak cuma ngirim file, tapi juga "ngolah" kode dulu buat nge-generate halaman HTML finalnya.
    • Contoh: Toko online, media sosial, forum, blog dengan sistem komentar dan login.
    • Hostingnya biasanya lebih kompleks dan seringkali berbayar (meskipun ada juga opsi gratis terbatas).

Karena kita baru belajar dasar HTML, CSS, dan JavaScript (client-side), website yang kita buat itu masuk kategori website statis. Dan ini kabar baik, karena banyak banget cara gampang dan gratis buat nge-host-nya!

Kenapa Sih Perlu Hosting Biar Websitemu "Go Public"?

Sederhananya:

  1. Biar Bisa Diakses Siapa Aja, Kapan Aja: Server hosting itu nyala terus, jadi websitemu bisa dikunjungin orang dari belahan dunia mana pun, jam berapa pun. Komputermu sendiri kan gak mungkin nyala terus dan punya koneksi internet super stabil buat jadi server.
  2. Kecepatan dan Keandalan: Penyedia hosting punya infrastruktur yang dirancang buat ngelayanin banyak pengunjung dengan cepet dan stabil.
  3. Alamat yang Jelas (Domain): Dengan domain, websitemu jadi punya identitas yang gampang diinget.

Udah kebayang kan sekarang apa itu hosting dan domain? Hosting itu "tempat tinggal" file websitemu di internet, dan domain itu "alamat"-nya. Dua-duanya penting biar website keren buatanmu bisa diliat dan dinikmatin semua orang.

Di materi berikutnya, kita bakal nyiapin proyek statis kita biar bener-bener siap buat "pindah rumah" ke server hosting!


Kuis Pengenalan Hosting & Domain

Pertanyaan 1 dari 4

Dalam analogi membangun rumah, apa yang paling tepat merepresentasikan 'Web Hosting'?